
Dalam sebuah hadits sahih yang diriwayatkan oleh Bazzar, Rasulullah saw. bersabda: “Perumpamaan orang mukmin itu adalah seperti pohon kurma, semua apa yang ada padanya dapat dimanfaatkan”. Hadits ini memberikan satu garis panduan yang amat penting bagi kita umat Islam untuk menjadi mukmin yang sejati, bukan hanya kita perlu meningkatkan hubungan kita dengan Allah swt. dengan melaksanakan segala apa yang Allah swt. telah perintahkan pada kita, akan tetapi kita juga perlu memastikan agar kehidupan kita di dunia ini memberi manfaat kepada orang di sekeliling kita.
Rasulullah saw. memperumpamakan orang mukmin dengan pohon kurma yang banyak terdapat di tanah Arab. Pohon kurma merupakan sebuah pohon yang memberikan banyak manfaat kepada manusia. Dari buahnya ke batangnya. Semuanya memberi manfaat kepada manusia.
Besar manfaat kurma inilah yang mendorong Rasulullah saw. untuk mengumpamakan orang mukmin seperti pohon kurma. Dalama arti kata lain, kita sebagai orang mukmin, tidak cukup tekun beribadat kepada Allah swt. saja. Akan tetapi kita dituntut agar memastikan eksistensi kita di atas muka bumi ini, memberi manfaat pada semua, tidak hanya bangsa dan agama, dan di mana saja kita berada. Inilah mukmin yang sejati.
Rasulullah saw. mendidik para sahabat agar memberi manfaat kepada semua. Para sahabat pula mendidik para tabi’in. Dan begitulah seterusnya, dari satu generasi ke generasi yang lain. Sehingga dalam masyarakat kita pun ada pepatah yang menggalakkan kita agar jadi seperti pohon kelapa yang memberi banyak sumbangan serta manfaat kepada manusia.
Pentingnya kehidupan kita ini membawa manfaat kepada semua, sehingga Allah swt.telah menekankannya dalam Al-Quran, dalam ayat 17, surah Ar-Ra’ad:
Artinya: Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengambang. Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan.
Dalam ayat tersebut, Allah swt. mengingatkan kita bahwa apa saja perbuatan dan kontribusi kita yang membawa manfaat kepada rang lain, ia tidak akan hilang begitu saja. Perbuatan dan sumbangsi tersebut akan kekal.
Jika kita lihat, masyarakat Islam amat menyanjung sifat memberi manfaat kepada manusia. Lihat saja para ulama dan cendekiawan kita dahulu. Mereka dengan susah payah berusaha mengumpulkan ilmu dan menyumbang terhadap kemakmuran manusia secara umumnya. Sumbangan mereka dihargai oleh manusia hingga sekarang. Sehingga kemajuan Islam dahulu disanjung sebagai kemajuan yang memacu manusia ke tahap teknologi yang lebih tinggi lagi.
Ibn Sina sebagai contoh, seorang pakar perobatan yang menyumbang kepada ilmu kedokteran sehingga buku tulisan beliau menjadi bahan rujukan para dokter selama ratusan tahun.
Bagaimana kita dapat memenuhi perintah Rasulullah saw. agar menjadi seperti pohon kurma, yang memberi manfaat pada semua?
Dasarnya adalah, sentiasa merasa lapang dada dan bersedia untuk membantu orang lain, tidak melihat usia, bangsa dan agama. Kerana semuanya adalah hamba Allah. Setiap dari kita perlu membantu manusia lain mengikuti kemampuan kita.
Jika kita seorang pelajar, kita perlu belajar bersungguh-sungguh kerana dengan ilmu yang dipelajari tersebut akan dapat membantu kita memberi sumbangan yang lebih bermanfaat dan kekal pada manusia secara umum. Begitu juga, kita tidak boleh lokek ilmu. Kita perlu kerjasama dengan mereka yang lemah dalam pelajaran. Ketahuilah, ilmu yang dikejakan bersama-sama akan lebih kekal dan diberkati.
Jika kita sedang bekerja, maka yang harus kita pikirkan adalah cara-cara yang dapat membantu perusahaan kita, institusi kita, dalam mencapai tahap pencapaian yang lebih cemerlang lagi. Pekerjaan seperti ini akan amat dihargai oleh pihak atasan kita.
Jika kita seorang anak, bantulah ibu dan bapak kita dalam melaksanakan pekerjaan rumah. Ringankan tangan, dan janganlah malas. Hargailah sumbangan mereka kepada kita sewaktu kita kecil dulu, dengan membantu mereka dari setiap segi. Itulah anak yang sholeh, yang akan mencium bau surga.
Jika kita seorang suami, bantulah anak-anak kita dalam menangani masalah kehidupan mereka, baik masalah sosial atau pelajaran. Bantulah juga istri kita dalam tugas mereka di rumah. Ingatlah, bahwa tugas melakukan pekerjaan rumah bukan tugas istri saja. Suami juga perlu lakukan demikian, kerana itulah contoh yang ditunjukkan oleh junjungan kita Nabi Muhammad s.a.w. Beliau tidak menunggu istrinya untuk menjahit bajunya yang robek. Akan tetapi beliau juga melakukannya sendiri.
Dalam setiap segi, dari setiap sudut, renungkanlah dan pikirlah. Bagaimana kita bisa menjadi mukmin yang sejati, yang memberi manfaat kepada semua. Insya Allah, dengan niat yang ikhlas, Allah swt. akan membantu kita ke arah tersebut. Wallahu ‘alam bishowab.
WORSHIP
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا.
PRAYER
‘O Allaah, grant my body health, O Allaah, grant my hearing health, O Allaah, grant my sight health. None has the right to be worshipped except You.‘
‘O Allaah, I take refuge with You from disbelief and poverty, and I take refuge with You from the punishment of the grave. None has the right to be worshipped except You.’
AGENDA
Show Pagelaran Budaya Indonesia di Kedutaan Besar Republik Indonesia Rabat Maroko on 23 Mei 2008
HIJRIYAH
Pesan n Kesan
Counter
Manfaat Pada Semua
Subscribe to:
Post Comments (Atom)


0 comments:
Post a Comment